PROGRAM KONSERVASI PENYU KARIMUN JAWA

05 Oktober, 2007

Habitat


Pengamatan Habitat Penyu di Pulau Sintok

Oleh Tim Penyu 2006
(Susi Sumaryati, S.Pi, Sutris Haryanta, S.H., Hartono, Zaenul Abidin, Kuswadi)

Tujuan yang ingin dicapai pada pengamatan ini adalah untuk mengetahui jumlah penyu yang mendarat pada saat musim baratan (September – Maret) yang diduga merupakan saat yang tepat bagi penyu untuk mendarat, perilaku bertelur dan daya dukung lingkungan. Pengamatan dilakukan mulai 27 Desember 2003 sampai dengan 7 Maret 2004, bekerja sama dengan WCS.
Untuk memudahkan pengamatan, pulau Sintok dibagi menjadi 9 plot, jarak antar plot 200m. Setiap malam dilakukan pengamatan pada pantai disekitar pulau untuk mengetahui kemungkinan adanya penyu yang mendarat. Pada 31 Desember 2003 dijumpai sarang baru di stasiun 04, diperkirakan merupakan sarang penyu sisik. Sarang penyu ini akhirnya menetas pada tanggal 5 Maret 2004, jumlah tukik yang dilepaskan adalah 106 ekor. Di stasiun 01 dijumpai bekas jejak penyu tapi tidak ditemukan sarang penyu, diperkirakan penyu naik dan mengurungkan niatnya untuk bertelur. Pada 13 Januari 2004 ditemukan 3 jejak penyu disekitar stasiun 02 dan 03. Tanggal 10 Pebruari 2004 dijumpai secara langsung penyu sisik yang sedang bertelur, panjang lengkung karapas mencapai 75cm dan lebar lengkung karapas 68cm.

Stasiun STK01 memiliki kemiringan 30 sangat landai, lebar pantai 8m, pada saat air pasang, pantai terendam air sampai pada batas vegetasi. Vegetasi yang terdapat disekitar stasiun adalah gabusan (Scaevola tacada), sangat rapat dan banyak terdapat sampah kayu gelondong, sehingga akan menyulitkan penyu untuk membuat sarang. Ukuran butiran pasir didominasi ukuran kasar dengan persentase 43,64%, kelembaban pasir mencapai 7,8%.
Pantai di STK02 memiliki kemiringan 40, ukuran butiran pasir didominasi ukuran sedang dengan persentase 51,16%, kadar air dalam pasir mencapai 7,85%. Kemiringan pantai di STK03 antara 30 - 40 , ukuran butiran pasir dominasi ukuran sedang dengan persentase 44,68%, kadar air dalam pasir 10,4%. Jenis vegetasi yang sering dijumpai, gabusan (Scaevola tacada) dan cemara laut (Casuarina equisetifolia). STK04 memiliki kemiringan 30 , ukuran butiran pasir dominasi ukuran kasar yaitu 45,32%,kandungan air dalam pasir 8,4%.
STK05 dan STK06 memiliki kemiringan antara 30 dan 40, disepanjang pantainya sering ditemui kayu penghalang. Ukuran butiran pasir di kedua stasiun adalah dominasi ukuran sedang (40,52%) dan ukuran kasar (36,68%). Kadar air di STK06 lebih tinggi (9.8%) dibandingkan dengan di STK05 (7.8%). Pada STK07 dominasi ukuran sedang (73,12%) kemiringan pantai antara 10 – 30 dengan kandungan air dalam pasir 8,45%. STK08 dan STK09 memiliki kemiringan antara 20 – 40, ukuran butiran pasir merupakan pasir kasar, dengan kandungan air dalam pasir 9,8% dan 10,5%.
Ukuran butiran pasir berpengaruh pada kestabilan suhu dan kadar air dalam sarang, penyu biasa meletakkan telur pada pantai dengan ukuran butiran pasir 0,28 – 0,31mm yaitu pasir ukuran sedang dengan latar hutan yang lebat sehingga sarang terlindung dari predator dan suhu relatif stabil. Kecenderungan ini juga dijumpai pad apenyu yang mendarat di Pulau Sintok. Ukuran butiran pasir pada sarang tempat penyu bertelur yang ditemukan di STK04 dan STK01, didominasi ukuran sedang masing-masing 60,36% dan 77,28%. Sedangkan kadar air dalam pasir tempat penyu meletakkan telurnya relatif rendah yaitu antara 6,2% dan 8,2%. Persentase kandungan air pasir yang optimum untuk penyu adalah 14%, ini berarti bahwa kandungan air pasir di Pulau Sintok (6,2- 10,5%) lebih rendah dari nilai optimum yang seharusnya. Kondisi seperti ini memperlihatkan bahwa penyu sebenarnya meletakkan telur di pasir dengan kelembaban rendah tapi tidak sampai pada kondisi kering.
Tipe pasang surut perairan ditentukan oleh frekuensi air pasang dan surut dalam satu kali (24 jam). Kondisi pasang surut di Pulau Sintok cenderung memiliki tipe pasang surut campuran yang condong ke diurnal (tunggal). Pasang tertinggi mencapai kisaran 51,86cm dan surut terendah 29,9cm.
Pengamatan daya dukung lingkungan di Pulau ini menunjukkan bahwa pulau Sintok merupakan pulau tempat bertelur penyu sisik (Eretmochelys imbricata). Selain itu kondisi terumbu karang disekeliling pulau kemungkinan besar menjadi feeding ground bagi penyu sisik. (smart424)

Tidak ada komentar: